Rencana Malam Minggu
Menyesap teh di sore hari, melihat keluar jendela dengan tatapan kosong pada rintik hujan pukul 5 cukup membuatku sedikit tenang. Udara sore kali ini lebih dingin dari biasanya, lembut menyapu wajahku namun enggan menyingkirkan pikiranku. Yah, pikiran itu lagi. Pikiran yang membuat kepalaku sesak, kadang pusing.
25 tahun baru aku lalui sejak 2 bulan lalu. Hari ini adalah hari terakhir Mei 2025. Kehidupan dewasa tanpa aba-aba harus aku lalui tanpa peta. Kehidupan yang tak ada dalam rencana, seperti tiba-tiba menyapa "Halo anak manis, saat ini kamu beranjak seperempat abad".
Tepat di bulan menuju akhir tahun aku memutuskan resign dari Group Companies yang ada di list cita-citaku saat semester akhir kuliah. Ternyata benar, kita hanya mampu berencana, Allah yang menentukan. Qadarullah, lingkungan kerjaku tidak mendukung spiritual, sehingga dengan berat hati aku melepaskannya. Setelah memutuskan kontrak secara sepihak, aku tak ada rencana apapun.
Memulai lagi satu per satu, melamar pekerjaan-diterima-ditolak-melamar pekerjaan-repeat. Semenjak kejadian di kantor sebelumnya, aku memilih untuk mempertimbangkan posisi yang aku lamar. Kenyamanan dan kontribusi jangka panjang adalah goalsku saat ini. Meskipun awalnya hanya coba-coba melamar lintas minat di beberapa perusahaan finance dan bidang logistik, sepertinya aku kurang (read: tidak) cocok.
Tekanan dalam hidup bergantian dari luar pun dalam. Tidak ada supprot untukku. Anak pertama ini berdiri di atas kakinya sendiri, menenangkan tangisannya setiap malam, berusaha mencari tempat nyaman-tempat yang dapat menerima keadaannya; sebagai seorang hamba yang berdosa, baik bekerja ataupun tidak, baik atau buruk, dan segala bentuk kekurangan selayaknya manusia biasa-sajadah.
Aku lebih banyak menghabiskan waktu malamku di sajadah, untuk merenung, menangis, memikirkan hidup, meminta petunjuk, mengeluh, bercerita, mengadu sebagai seorang hamba. Diantara luasnya dunia, satu-satunya tempat penerimaan yang paling tulus adalah sajadah. Diantara miliyaran manusia di bumi, satu-satunya tempat pulang dan kembali adalah Allah.
Kembali pandanganku fokus pada langit yang semakin gelap, hitam. Sudah pukul 6. Aku kembali ke tumpukan bantal. Kali ini aku sedang haid. Aku ganti dengan dzikir. Satu-satunya cara yang dapat meredakan dadaku adalah dengan mengingat Allah. Aku tenang. Aku tidak perlu lagi menjalani lakonku sebagai anak pertama untuk tetap kuat, aku boleh kapanpun menangis, aku boleh meminta sebanyak yang kumau.
Aku memperbanyak ruang syukurku atas segala bahagia yang tidak sempat terlihat. Pada hal-hal sederhana, seperti: menikmati hujan di jendela, meraba angin, tidur pukul 11 pagi, membaca buku, menonton serial ghibli, menunggu weekend, bermain bersama Milky (kucingku), menulis jurnal, minum es, mengirim video lucu kepada teman-teman, mandi pagi, mengenakan pakaian lucu, memakai parfum, jalan-jalan di taman depan, memeluk bonekaku, mendengarkan lagu favorit, banyak yaaah.
Mungkin tidak ada satu orangpun yang berada di pihakku. Tapi aku, yaa aku ada disana. Aku yang akan menyelamatkan diriku. Aku yabg berusaha untuk diriku. Aku yang akan membawa kompasku. Aku yang bahagia karena hadirnya seorang aku disini. Syukurku akan terus mengiringi langkah kecil ini. Begitu pikirku.
Ah, hujan mulai reda. Tes, tes, tes, langit menuangkan sisa air terakhirnya. Aku digigit nyamuk, ruanganku gelap. Aku lupa menghidupkan lampu. Tak, nyala! Ruangan yang tak begitu luas, berisi satu bed, rak susun, dan jendela di pojok kamar cukup membuatku nyaman dalam lamunan. Rencanaku menulis blog sedari pukul 3 sore baru terencana saat ini. Tulisan ini ingin aku kenang, saat aku sudah mencapai tangga yang kuinginkan. Fase-fase tak terulang seperti ini pasti memorable. Jadi, aku menulisnya disini.
Aku mulai menulis pukul 06.03 sore dan saat ini sudah pukul 06.33 saja. Kepalaku pusing, mungkin aku tadi kehujanan saat mandi. Mungkin setelah ini aku akan beristirahat. Ah, menghabiskan weekend dengan istirahat sungguh sayang. Besok sudah hari Minggu. Hari ini Malam minggu, sepertinya rencanaku berubah. Aku akan cek jadwal weekendku: menyelesaikan buku 'Books Kitchen' yang sudah kubaca sejak seminggu lalu, menonton serial ghibli 'Whisper of The Heart', menonton vlog Xaviera Putri atau Zeliha akpinar, mendengarkan Mangu, dannnn ahh banyak sekali jadwalku malam ini. Kusudahi dulu yaaaa.
Komentar
Posting Komentar