Perfectionist is never Perfect
Aku si perfeksionis! Dulu, aku kira jadi manusia perfect itu adalah anugerah. Satu-satunya yang bisa kubanggakan, tentu merasa lebih baik dari siapapun. Semua serba teliti, orientasi kepada detail, dan ga boleh ada kesalahan sekecil apapun. Kalau salah? Aku anggap GAGAL. Lalu aku merutuki diri sendiri kenapa bisa salah, padahal sudah dipersiapkan dengan matang, tentu dengan waktu yang engga sedikit. Jam tidurku, main bersama teman, scrolling social media, semua aku pertaruhkan untuk tugas yang mungkin persentase penilaiannya hanya berpengaruh sedikit. Jadi perfeksionis itu kutukan yang harus dihilangkan. Banyak kesempatan berlalu hanya karena terlalu takut memulai, banyak analisa pada detail kecil, padahal kalau dimulai sambil belajar hasilnya bisa lebih bagus daripada terlalu banyak pertimbangan di awal, akhirnya ngga jadi. Untuk memulai aja ngga bisa, padahal orang lain udah pada ninggalin start point, mereka berjalan, meskipun persiapannya ngga begitu matang. Padahal untuk memu...